Harga Nilam Tak Dikontrol Negara, Tengkulak Kuasai Pasar, Petani di Sultra Minta Presiden Turun Tangan

Kendari, seputarkejadiansultra.click – Nasib ribuan petani nilam di Sulawesi Tenggara kembali tertekan akibat anjloknya harga minyak nilam di pasaran. Tanpa adanya kontrol harga dari pemerintah, para tengkulak diduga memainkan harga sesuka hati.

Seorang petani nilam asal Kabupaten Konawe Selatan, Yusuf, mengaku kecewa karena hasil panennya tidak sebanding dengan biaya dan tenaga yang sudah dikeluarkan. Harga minyak nilam yang pernah menembus Rp2,5 juta per kilogram kini jatuh hingga sekitar Rp500 ribu–Rp600 ribu per kilogram.

“Kami petani tidak bisa berbuat apa-apa. Harga seenaknya ditentukan tengkulak. Tidak ada patokan dari pemerintah, jadi kami hanya bisa pasrah,” keluh Yusuf, Senin (9/9/2025).

Menurutnya, kondisi ini membuat sebagian petani mulai meninggalkan tanaman nilam dan beralih ke komoditas lain. Yusuf menegaskan, bila tidak ada langkah konkret dari pemerintah, dikhawatirkan produksi nilam di Sultra akan merosot dan petani makin terpuruk.

“Kami minta Presiden turun tangan langsung. Jangan biarkan kami petani nilam berjuang sendiri. Tolong ada harga dasar, seperti jagung dan padi,” tegasnya.

Data Dinas Pertanian Sultra mencatat, saat ini terdapat lebih dari 9.000 petani nilam yang tersebar di 17 kabupaten/kota. Produksi nilam Sultra bahkan menyumbang ratusan ton setiap tahun dan menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia.

Namun tanpa adanya regulasi harga, hasil panen yang seharusnya menjadi harapan justru berubah menjadi beban. Tengkulak yang menguasai rantai distribusi masih menjadi penentu tunggal harga di lapangan.

Para petani berharap pemerintah pusat segera hadir, memberikan perlindungan melalui kebijakan harga dasar dan membuka akses pasar yang lebih adil, agar aroma harum nilam kembali membawa kesejahteraan, bukan penderitaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *