Konawe — Nasib guru honorer dan tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Konawe hingga kini masih menjadi sorotan. Pasalnya, meski telah puluhan tahun mengabdi melayani masyarakat, banyak dari mereka belum juga diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu.
Sejumlah guru honorer dan nakes mengaku kecewa dan merasa diperlakukan tidak adil. Mereka telah menjalankan tugas pelayanan publik di sekolah dan fasilitas kesehatan, bahkan di wilayah terpencil, namun hingga saat ini status kepegawaian mereka belum mendapatkan kepastian.
Salah satu alasan yang disampaikan Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe adalah keterbatasan anggaran. Pemda menyebut belum mampu menanggung beban keuangan untuk pengangkatan PPPK dalam jumlah besar, sehingga proses pengangkatan dilakukan secara bertahap dan terbatas.
“Kami sudah puluhan tahun mengabdi, mengajar dan melayani masyarakat dengan gaji minim. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan kapan diangkat PPPK,” keluh salah satu guru honorer yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi serupa juga dirasakan tenaga kesehatan honorer. Mereka tetap menjalankan tugas pelayanan kesehatan meskipun dengan keterbatasan fasilitas dan status kerja yang belum jelas.
Menanggapi hal tersebut, sejumlah pihak berharap pemerintah daerah dan pemerintah pusat dapat mencari solusi konkret agar nasib guru honorer dan nakes mendapatkan perhatian serius. Mereka menilai pengabdian yang telah diberikan seharusnya dibarengi dengan kepastian status dan kesejahteraan yang layak.
Ketua PGRI Kabupaten Konawe seolah tak memiliki fungsi sebagai organisasi tempat bernaung Guru-guru. tak dapat memperjuangkan pengorbanan guru yang telah puluhan tahun mengabdi. meski mereka telah siap meski tidak digaji asalkan mereka masuk dan di SK-kan sebagai PPPK paruh waktu agar mereka tida s terhapus dari penerima serifikasi.
Para guru honorer dan nakes berharap ke depan ada kebijakan afirmatif, khususnya bagi mereka yang telah lama mengabdi, dan telah lolos sertifikasi, agar dapat diangkat menjadi PPPK tanpa terus dibayangi ketidakpastian dengan alasan keterbatasan anggaran.
