Paris, 3 Juni 2025 – Negara-negara anggota OECD dan Asia Tenggara menyambut Kanada dan Filipina sebagai ketua bersama baru Program Regional Asia Tenggara (Southeast Asia Regional Programme/SEARP) milik OECD, menggantikan Australia dan Vietnam yang memegang peran sejak 2022.
SEARP telah menjadi jembatan penting antara negara-negara Asia Tenggara dan OECD sejak diluncurkan pada 2014. Program ini bertujuan memperkuat reformasi nasional dan integrasi regional, khususnya di kawasan dengan PDB gabungan lebih dari USD 3 triliun dan peran sentral dalam rantai pasok global.
“Asia Tenggara adalah pusat pertumbuhan global dan kunci dalam rantai pasokan dunia,” ujar Sekretaris Jenderal OECD, Mathias Cormann, dalam Pertemuan Dewan Menteri OECD. “Melalui Program Asia Tenggara dan pembahasan aksesi dengan Indonesia dan Thailand, kita terus memperdalam kerja sama menuju kemajuan ekonomi berkelanjutan.”
Sejak awal pelaksanaan SEARP, negara-negara ASEAN telah menunjukkan komitmen besar. Hingga kini, sudah 67 instrumen hukum OECD yang diadopsi oleh negara anggota ASEAN, mencerminkan peningkatan signifikan dalam keterlibatan dan reformasi berbasis standar internasional.
Tongkat Estafet dari Australia-Vietnam ke Kanada-Filipina
Australia dan Vietnam memimpin program ini sejak 2022—di masa pemulihan pasca-pandemi—dengan fokus pada pemulihan ekonomi, investasi, dan peningkatan tata kelola. Di bawah kepemimpinan mereka, SEARP mendorong kerja sama di berbagai bidang seperti penghindaran pajak, konektivitas ekonomi, dan daya saing investasi.
Vietnam sebagai ketua sebelumnya, juga telah menyelenggarakan dua konferensi tingkat menteri dan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan OECD tentang investasi berkualitas, transisi hijau, dan kebijakan pajak.
Filipina, yang kini menjadi ketua bersama bersama Kanada, juga telah menandatangani MoU dan rencana aksi bersama OECD awal tahun ini. Fokus kerjanya mencakup infrastruktur berkelanjutan, kebijakan persaingan usaha, dan tata kelola perusahaan.
Dukungan Aksesi Indonesia dan Thailand
Salah satu momentum penting dalam hubungan Asia Tenggara dan OECD adalah dimulainya proses aksesi Indonesia dan Thailand ke OECD pada 2024. Proses ini mencakup peninjauan kebijakan mendalam dan dialog teknis yang diharapkan dapat memperkuat reformasi dalam negeri serta membuka jalan bagi status negara berpenghasilan tinggi.
Jika aksesi berhasil, Indonesia dan Thailand akan menjadi anggota penuh OECD pertama dari Asia Tenggara, menghadirkan perspektif baru dalam diskusi kebijakan global.
Kolaborasi Global untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Filipina dan Singapura juga telah bergabung dalam Inclusive Forum on Carbon Mitigation Approaches (IFCMA), inisiatif OECD untuk mendorong pengurangan emisi global secara adil dan terukur.
OECD menegaskan komitmennya untuk mendukung Asia Tenggara dalam menghadapi tantangan ekonomi, lingkungan, dan sosial, serta memperkuat keterlibatan kawasan dalam tata kelola global.
Info lebih lanjut:
🔗 OECD dan Asia Tenggara